Qurban untuk Pelosok Blitar, Bahagiakan Lebih dari 1400 Jiwa

Qurban untuk Pelosok Blitar, Bahagiakan Lebih dari 1400 Jiwa

KLIPING.ID, BLITAR–Tim Laznas Dewan Dakwah Blitar berhasil meluaskan kebahagiaan untuk lebih dari 1400 jiwa di pelosok Blitar, Jawa Timur. 61 ekor kambing dan 2 ekor sapi menjadi berkah untuk masyarakat pelosok Blitar di momen Idul adha tahun ini.

Ustadz Mahmud dan Ustadz Najib, para dai Dewan Dakwah yang bertugas di Blitar, ambil andil langsung dalam aksi #LuaskanKebahagiaan hingga pelosok negeri di tahun ini. Bersama tim, selama 4 hari 4 malam, hidup nomaden memastikan qurban amanah dari Sahabat Dakwah disembelih di hari-hari tasyrik dan disalurkan tepat pada sasaran.

“Total ada 61 ekor kambing dan 2 ekor sapi yang kami sebar ke titik-titik yang sangat pelosok di sini (Blitar). Semuanya merupakan kampung binaan kami,” ujar Ustadz Najib.

Sejak Rabu (28/6), tim Laznas Dewan Dakwah yang ada di Blitar sudah menuju titik pertama yang berada di Kecamatan Wonotirto. Pada hari pertama Iduladha, tim di Blitar sudah menyembelih dan mendistribusikan daging qurban di 3 titik pertama, yakni di Kecamatan Wonotirto, Wates dan Kesamben.

Selesai di hari pertama, tim tidak lantas pulang. Mereka bergerak sesuai dengan peta sebaran qurban tahun ini di Blitar. “Selama hari-hari tasyrik ini, kami sudah tidak bisa pulang. Karena kalau pulang, hanya akan menghabiskan waktu di jalan,” jelas Ustadz Najib yang sekaligus menjadi juru mudi untuk #LuaskanKebahagiaan ke pelosok negeri tahun ini. “Kalau pulang, bukan hanya repot di perjalanan, tapi bisa jadi menghambat proses penyembelihan dan pendistribusian,” tambahnya.

Di kabupaten tersebut, ternyata masih ada beberapa kampung terpencil yang terlupakan. “Dari 8 titik, semuanya merupakan daerah pelosok. Di antaranya, dengan qurban, kami dampingi aqidahnya yang rawan sekali goyah. Ada Kampung Merah Putih, Gandusari dan Kampung Termpursari merupakan dua titik yang sangat krusial bagi kami. Masyarakatnya tiap tahun tidak makan daging qurban kalau bukan kami yang antarkan,” tutur Ustadz Najib.

Baca Juga:  Percepat Pembangunan Papua, Wapres Ajak Satukan Hati dan Tujuan

Kampung Merah Putih yang ada di Desa Soso, Gandusari merupakan kampung terpencil yang berada di antara perkebunan tebu, lereng Gunung Kelud. Rumah-rumah warga di sana hanya menggunakan papan dengan lantai tanah dan tentu saja tanpa listrik.
Kampung Tempursari, meski jauh lebih baik, tetap merupakan salah satu kampung terpencil Perjalanan menuju ke sana harus menempuh jalan setapak yang diapit dengan tebing dan jurang yang curam. “Alhamudlillah, qurban titipan Sahabat jadi kebahagiaan masyarakat di kampung-kampung tersebut,” ucap Ustadz Mahmud.

“Di Doko pun, meski masyarakatnya merupakan peternak, namun jarang sekali ada yang qurban. Alhamdulillah, tahun ini, masyarakat di kampung-kampung tersebut bahagia sekali dengan qurban-qurban yang dikirimkan pada mereka,” tutur Ustadz Najib.*

Avatar

Abdul Aziz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *