Berpindah Anggaran Rp1,1 Triliun, Wujudkan Riset Berkualitas di Kemendikbudristek

Berpindah Anggaran Rp1,1 Triliun, Wujudkan Riset Berkualitas di Kemendikbudristek

Kliping.id-Jakarta-Komisi X DPR RI menggelar Rapat Kerja dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dalam kesempatan itu Mendikbudristek Nadiem Makarin mengatakan, bantuan operasional Perguruan Tinggi Negeri untuk Penelitian (BOPTN Penelitian) akan dipindahkan ke Kemendikbudristek. Total anggaran yang akan dipindahkan sebesar Rp1,154 triliun, dan diperkirakan proses revisinya akan selesai pada Juni 2021.

 

Sehubungan dengan hal tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyatakan optimismenya. “Saya berharap, riset-riset yang ada dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Misalnya untuk penyediaan gawai, saya sangat berharap ini bisa berasal dari kerja sama riset dan industri dalam negeri,” ungkapnya saat rapat kerja di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (31/5/2021).

 

Rapat tersebut guna membahas perubahan nomenklatur Kementerian (Kemendikbud menjadi Kemendikbudristek), perkembangan pembelajaran tatap muka terbatas, penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2021/2022, serta tindak lanjut rekomendasi Panja PJP, serta hal-hal lainnya yang dianggap penting terkait pendidikan. Rapat berlangsung secara fisik dan virtual.

 

Politisi Partai Golkar itu berharap Kemendikbudristek juga dapat mengajak peneliti-peneliti Indonesia yang berkiprah di lembaga riset kelas dunia untuk kembali ke dalam negeri. Terkait persiapan pembelajaran tatap muka (PTM), Kemendikbudristek menyatakan sebagian sekolah telah melaporkan kesiapannya melalui website. Setidaknya sudah 40 persen sekolah yang melakukan pelaporan. Dari 40 persen tersebut, 30 persennya menyatakan siap melakukan PTM.

 

Terkait hal itu, Hetifah meminta Kemendikbudristek memperhatikan terkait representasi data-data ini. “Jangan sampai ada bias dalam pengambilan kesimpulan. Jangan-jangan, mereka yang melapor adalah yang memang memiliki kapabilitas tinggi dan akses internet yang baik, sehingga data tidak representatif,” ucap Hetifah.

 

Hetifah juga berharap Kemendikbudristek untuk menindaklanjuti data-data ini.  “Menimbang laporan terkait kesiapan, perkembangan vaksinasi PTK yang terhambat, juga beberapa ahli yang belum merekomendasikan PTM, saya harap Kemendikbud dapat mempertimbangkan Plan B terkait PTM. Alternatif seperti sekolah outdoor juga dapat dipertimbangkan dengan serius,” pungkas wakil rakyat asal Kalimantan Timur ini

Baca Juga:  PKS Minta Pemerintah Hitung Ulang Anggaran IKN
Avatar

Anto -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *