Bagaimana Minyak Jelantah jadi Bahan Bakar Pesawat?
KLIPING.id-PT Pertamina (Persero) akan memasarkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) alias bioavtur berbahan baku minyak goreng bekas atau minyak jelantah (used cooking oil/UCO) pada 2025.
Hal ini menjadi topik yang dibahas Pertamina pada Indonesia Pavilion dalam forum The 29th Conference of the Parties (COP29) UNFCCC atau Konferensi Iklim PBB yang berlangsung di Baku, Azerbaijan.
SVP Research & Technology Innovation Pertamina Oki Muraza, mengatakan, sebelumnya pengembangan SAF menggunakan minyak kelapa sawit dalam bentuk crude palm oil (CPO) atau refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO).
Namun kini, teknologi pengolahan SAF menggunakan jalur Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA) yang memungkinkan konversi minyak jelantah menjadi bahan bakar yang kompatibel dengan infrastruktur penerbangan yang ada. SAF yang diproduksi dari minyak jelantah tersebut pun bakal digunakan secara komersial mulai tahun depan.
“Targetnya pada kuartal pertama tahun depan, SAF akan digunakan dalam joy-flight pada pesawat Pelita Air yang merupakan maskapai penerbangan milik Pertamina Group,” ujar Oki dalam keterangannya, Senin (18/11/2024).
Adapun pemasaran SAF akan dilakukan melalui Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading Pertamina. Pertamina Patra Niaga telah memperkenalkan SAF berbasis UCO ini di ajang Bali International Air Show pada September 2024 lalu.
Direktur Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menuturkan, dalam ajang itu perusahaan telah mengantongi kerja sama dengan beberapa pelanggan maskapai di sekitar Asia Tenggara, sebagai bagian dari pra-pemasaran sebelum SAF mulai diproduksi pada kuartal pertama tahun 2025.
Ia bilang, pengembangan bahan bakar pesawat menggunakan minyak jelantah itu merupakan strategi inovatif perusahaan dalam mendukung dekarbonisasi industri penerbangan.
“Kami meningkatkan potensi volume SAF berbasis UCO dan membantu pelanggan kami untuk mengurangi emisi hingga 84 persen dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional,” jelas Riva.
Selain menjadi alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, SAF berbasis UCO juga memanfaatkan bahan baku yang selama ini dianggap limbah.
Dalam proses bisnisnya, Pertamina Patra Niaga berperan sebagai hub pengumpulan minyak jelantah yang berasal dari berbagai industri kuliner maupun konsumsi rumah tangga.
Perusahaan memanfaatkan sebaran titik unit penjualan BBM milik Pertamina Patra Niaga yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menjadi hub pengumpulan minyak jelantah.
UCO yang terkumpul itu akan dikirimkan perusahaan ke anak usaha Pertamina lainnya, yakni Kilang Pertamina Internasional (KPI), untuk diolah menjadi SAF yang kemudian dipasarkan kembali oleh Pertamina Patra Niaga.