Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Penerapan Smart City di Indonesia

Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Penerapan Smart City di Indonesia

KLIPING.ID, JAKARTA–Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia Bambang Soesatyo menutup event Indonesia – China Smart City Expo 2023. Dirinya meyakini, event tersebut telah menjadi bagian dari upaya menyongsong masa depan yang dilandasi kenyataan bahwa hubungan bilateral antara Tiongkok dan Indonesia telah terjalin sangat baik sejak tahun 1950. Dimana sektor perdagangan dan investasi merupakan pilar utama bagi kemitraan strategis kedua negara.

Gagasan smart city tidak hanya dapat diaplikasikan pada Ibu Kota Negara Nusantara. Melainkan juga dapat dikembangkan di setiap daerah, di mana kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk membangun ekosistem yang terintegrasi dan mencakup berbagai dimensi. Antara lain perencanaan pembangunan, pengelolaan sampah, pengolahan air, manajemen sumberdaya, tata bangunan, dan lain-lain.

“Penyelenggaraan Indonesia-China Smart City Expo 2023 jangan hanya untuk mengedepankan dimensi kedekatan hubungan bilateral semata. Tujuan lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah untuk mendukung tercapainya target realisasi investasi Indonesia tahun 2023 yang diproyeksikan senilai Rp 1.400 triliun. Setelah pada tahun sebelumnya realisasi investasi kita mencapai Rp. 1.207,2 triliun, atau melebihi dari target yang dicanangkan sebesar Rp. 1.200 triliun,” ujar Bamsoet saat menutup event Indonesia-China Smart City Expo 2023, di Hotel Shangri La, Jakarta, Jumat (26/5/23).

Turut hadir antara lain, Ketua Umum Perhimpunan Indonesia-Tionghoa Teddy Sugianto, Ketua KADIN Indonesia Komite Tiongkok Garibaldi Thohir, Maruarar Sirait, Walikota Pematang Siantar Susanti Dewayani, Ketua Panitia Penyelenggara Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Ben Yura Rimba, delegasi Pengusaha dari Tiongkok dan Malaysia, serta para Kepala Daerah dari berbagai wilayah di Indonesia.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Indonesia telah membuktikan diri menjadi titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia. Sekaligus membuktikan diri sebagai negara yang paling berhasil menanggulangi Pandemi Covid-19, di saat banyak negara maju justru jatuh bangun berjibaku mengatasi berbagai dampak pandemi. Maka tidak ada alasan bagi investor global untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai negara prioritas untuk tujuan investasi.

Baca Juga:  Nasib UMKM Siapa yang Mau Bina?

Tiongkok merupakan negara yang secara impresif menunjukkan ketertarikan investasi di Indonesia. Tercatat pada kuartal keempat tahun 2022, investasi Tiongkok ke Indonesia mencapai 3 miliar US dollar, menggeser posisi Singapura yang sebelumnya menjadi investor nomor satu di Indonesia.

“Tiongkok juga merupakan mitra perdagangan Indonesia terbesar yang selama dua tahun terakhir mencatatkan nilai perdagangan di atas 100 miliar US dollar, yaitu 109,99 miliar US dollar pada tahun 2021, dan 109,22 miliar US dollar untuk periode Januari hingga Oktober 2022. Atau setara dengan 24,6 persen dari total nilai perdagangan Indonesia dengan seluruh negara. Bahkan pada periode Januari hingga April 2023, dari 13 negara pasar ekspor utama Indonesia, Tiongkok menjadi satu-satunya negara yang mencatatkan kenaikan permintaan pada sektor ekspor non migas dengan nilai 20,57 miliar US dollar,” jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini juga mengajak delegasi pengusaha dari Malaysia untuk turut meningkatkan investasi di Indonesia. Khususnya pada 21 proyek dengan total nilai estimasi USD 37,43 miliar yang tersebar di berbagai bidang. Seperti arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan transformasi digital, serta bidang lainnya terkait infrastruktur yang sangat potensial untuk dijadikan proyek kerjasama Indonesia dengan Tiongkok, Malaysia, maupun dengan berbagai negara lainnya.

“Sebagai gambaran, total perdagangan antara Malaysia dan Indonesia pada tahun 2022 mencapai 27,9 miliar US dollar. Mengalami peningkatan sebesar 30,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya, senilai 21,4 miliar US dollar. Kenaikan volume perdagangan ini juga berbanding lurus dengan kenaikan surplus neraca perdagangan sebesar 18,13 persen,” pungkas Bamsoet.*

Avatar

Anto -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *